Minggu, 20 Desember 2015

Seng Akang Lupa


awal dia berada disana setahun merupakan waktu yang cukup lama bahkan terkesan membosankan dengan kondisi daerah yang sekelilingnya berbatasan dengan gunung batu juga lautan bebas. Daerah yang permukiman penduduk hanya sebesar lapangan sepak bola dengan jumlah penduduk kurang lebih dari 150 kepala keluarga. Yah daerah dengan luas wilayah yang baru pertama kali diketahui sejak dia terlahir. Namun tidak lama dari setahun masa yang di tetapkan bagi dia untuk bergelut dengan segala aktivitas mereka disana, ternyata baru bulan kedua perasaannya berubah, cinta, sayang, kasih bercampur aduk untuk daerah ini. bulan keduanya jatuh cinta dengan keindahan alam yang luar biasa, keramahan penduduk yang terbilang sangat sangat baik, ditambah lagi keinginan mereka untuk maju sangat kuat. Penduduk yang sangat menjujung tinggi Solidaritas, Norma, ternyata begitu peduli dan sangat mendukung dengan peningkatan di bidang pendidikan. Kaum pendidik dihormati dan di hargai bak dewa, dewa yang bisa menyihir dan memenuhi semua ekspektasi para kaum muda dan tua daerah ini. bak dewa yang setiap hari mendapat hadiah, masakan, makanan gratis dari setiap penduduk. bak dewa yang setiap penduduk berharap sang pendidik untuk bersedia memenuhi jamuan makan dan singgah di rumah mereka. Bak dewa yang apabila penduduk yang berbicara kasar akan mendapat  hukuman sosial dan materi dari pemangku kekuasaan dan penduduk lainnya. wah Mdona Hyera mengajarkan banyak pengalaman hidup, pengalaman yang tidak bisa diperolehnya didaerah lain. Mdona Hyera membuatnya mulai mengerti dan semakin hidup. Mdona hyera yang tak akan dilupakannya seumur hidup, Mdona Hyera yang telah membentuknya menjadi lebih Realistis. Mdona Hyera selalu dirindu dan seng akang lupa. (Hanya Dia)

Sabtu, 19 Desember 2015

TerpaTri DiDada

Setahun sudah kita bersama
Setahun sudah kami & kalian berpadu menjadi “KITA”
Setahun sudah kita berusaha bersama
Saling membangun, saling membantu, saling bahu membahu
Mendongkrak Mutu Pendidikan
Demi bekal Melawan Kejamnya perputaran Era Zaman
Dengan harapan MASA DEPAN YANG LEBIH CERAH
INDONESIA YANG LEBIK BAIK
Kini…
Kebersamaan KITA telah berakhir
Bukanlah ingin kami, bukan juga ingin kalian
“KITA” akan melebur kembali menjadi kami & kalian, Saya atau Kamu
Kami akan melanjutkan perjalanan kami
Menanti tempat berlabuh selanjutnya
Mengejar mimpi, merealitakan asa
Bekal kami untuk menghidupi hidup kami
Harap kami..
Kami akan pamit untuk pergi meninggalkan Pulau Luang secara umum
Terkhusus luang barat..
Kami hanya mengakhiri pertemuan kita bukanlah untuk mengakhiri perkenalan kita
Marilah kita saling mendoakan
Supaya kami dengan mimpi kami bisa tergapai
Dan kalian dengan harap kalian bisa tercapai
Maaf atas kekurangan kami selama ini
Maaf atas segala kesalahan kami baik dari tutur kata, baik dari tindakan
Pengalaman kemarin buat jadi cerita lama
Mari kita mulai cerita baru…
Izinkan dan doakanlah kami dipelabuhan kami selanjutnya..
Dan.. kami hanya bisa berucap
“TERIMAKASIH UNTUK SEMUANYA”