Nama Saya David Wijaya Munthe, Anak ke 7 dari 12 bersaudara. Anak dari Ayah S. Munthe dan Ibu K. Manurung. Saya berasal dari Pangaribuan, kabupaten Tapanuli Utara, Provinsi Sumatera Utara.
Situasi: Sesuai Keputusan Peraturan
Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah Nomor 13 Tahun 2025 Perubahan atas
Peraturan Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi Nomor 12 Tahun
2024 tentang Kurikulum pada Pendidikan Anak Usia Dini, Jenjang Pendidikan
Dasar, dan Jenjang Pendidikan Menengah bahwa sekolah diharapkan bisa menerapkan
kurikulum merdeka dengan pendekatan pembelajaran mendalam satuan pendidikan
masing-masing.
Pada dasarnya sesuai dengan
struktur kurikulum, kurikulum merdeka mengadopsi pembelajaran yang Proses
belajar yang menekankan pada pemahaman konsep secara menyeluruh, penerapan
pengetahuan dalam konteks nyata, dan pembentukan kemampuan berpikir kritis
serta reflektif bukan sekadar menghafal.
Tetapi juga memahami konsep itu
bekerja dan bisa digunakan dalam memecahkan masalah nyata. Selain itu juga fleksibel
bisa diterapkan di daerah yang dengan kondisi serba terbatas baik sarana dan
prasarana. Kurikulum merdeka dengan pendekatan pembelajaran mendalam juga
memberi ruang pada satuan pendidikan agar bisa menentukan profil lulusan dengan
berbasis aset yang ada. SMP Negeri 5 Gido yang merupakan sekolah yang terletak
di daerah tertinggal, terdepan dan terluar juga sebaiknya juga menerapkan
kurikulum tersebut sebagai patokan standar pendidikan yang akan dilaksanakan.
SMP Negeri 5 Gido yang berada jauh
sekitar 9 km dari ibukota kecamatan, dengan akses menuju sekolah yang sulit
dimana harus mendaki gunung, menyebrang sungai dan berjalan kaki serta sarana
dan prasarana sekolah yang sangat minim dan tidak memadai. Selain itu faktor
pendukung seperti kemampuan ekonomi, latar belakang pendidikan orangtua siswa
serta kemampuan intelegensi peserta didik yang beragam mendorong saya untuk
mencoba membantu memanfaatkan sumber belajar yang ada dalam menerapkan
pembelajaran sesuai dengan kurikulum merdeka pendekatan pembelajaran mendalam.
SMP Negeri 5 Gido yang saya pimpin
mulai dari 2020 sudah mengikuti perkembangan kurikulum merdeka sejak tahun 2022,
dengan rincian pilihan:
1.Tahun Pelajaran 2022/2023 melaksanakan
kurikulum merdeka fase belajar mandiri
2.Tahun pelajaran 2023/2024,
melaksanakan kurikulum merdeka fase belajar berubah, sehingga saat ini hanya
tersisa kelas IX yang masih menggunakan K-13 namun mengadopsi penilaian
Assesment dari kurikulum merdeka.
3.Tahun Pelajaran 2024/2025
melaksanakan kurikulum merdeka dengan pendekatan diferensiasi untuk semua
tingkat kelas.
4.Sedangkan saat ini, Tahun ajaran 2025/2026
melaksanakan kurikulum merdeka dengan pendekatan pembelajaran mendalam (Deep
Learning) untuk semua tingkatan kelas.
Dengan
demikian penerapan kurikulum merdeka pendekatan pembelajaran mendalam di SMP
Negeri 5 Gido menjadi penting, karena struktur kurikulum yang sederhana hanya
menyasar pada materi esensial juga menyesuaikan dengan karakteristik peserta
didik, gaya belajar, minat belajar serta memaksimalkan potensi atau aset yang
ada dilingkungannya. Selain itu prinsip bahwa sekolah yang saya pimpin harus bisa
mengikuti standar kurikulum yang sudah ditetapkan beserta perkembangan pada
dunia pendidikan lainnya menjadi motivasi kuat bagi saya secara pribadi dan
juga warga sekolah secara umum.
Sesuai hasil
rapor pendidikan, kesepakatan dan komitmen bersama siswa, guru, orangtua,
komite dan stakeholder untuk menerapkan kurikulum merdeka pendekatan
pembelajaran mendalam dilingkungan SMP Negeri 5 Gido apalagi merupakan hal
wajib bagi sekolah penerima BOS Kinerja untuk mengikuti dan melaksanakan
pelatihan bagi guru dan kepala sekolah dalam memantapkan kemampuan pada
kurikulum merdeka pendekatan pembelajaran Mendalam, selain itu saya harus tetap
berperan dan bertanggung jawab penuh untuk segala proses yang akan berjalan.
Maka sebagai kepala sekolah saya berperan, menggali informasi, memetakan
kesiapan sekolah, membersamai bapak/ibu guru dalam persiapan proses
pembelajaran, menjalin komunikasi dengan para stakeholder termasuk sosialisasi
kepada orangtua dan komite, serta memastikan semua proses pembelajaran, projeck
pembelajaran sesuai perencanaan yang berdasarkan standar kurikulum melalui
observasi langsung ke dalam kelas terkhusus project yang sifatnya
interdisipliner atau lintas mata pelajaran. Dengan beberapa proses itu maka
saya mencoba ““Pemanfaatan Sumber Belajar dan
pembiasaan dalam mewujudkan Pembelajaran Mendalam
di SMP Negeri 5 Gido”.
Tantangan
terbesar yang saya hadapi dalam penyusunan praktik baik ini berasal dari diri
sendiri, kurangnya pemahaman, pengetahuan terkait kurikulum merdeka pendekatan
pembelajaran mendalam dan implementasinya. Pengetahuan saya yang terbatas juga dalam
hal melukis. Selain itu juga, kondisi lingkungan sekolah, sarana prasarana yang
sangat minim terkhusus alat lukis, serta akses menuju sekolah yang jauh
melewati gunung, menyebrang sungai dengan berjalan kaki, PLN, sinyal yang belum
terakses dengan baik. Tantangan berikutnya adalah kurangnya pemahaman dan
pengetahuan aktor-aktor yang akan terlibat dalam implementasi kurikulum merdeka
dengan pendekatan pembelajaran mendalam, seperti siswa, guru, orangtua, komite
dan juga stake holder lainnya. Dimana pembelajaran mendalam ini berfokus
pada penggunaan jaringan saraf tiruan (artificial neural networks)
dengan banyak lapisan (deep neural networks) untuk memproses data dan
belajar mengenali pola yang kompleks. Dan juga kurangnya pemahaman bagi kami
tentang pemanfaatan sumber belajar, yang selama ini hanya berpikir bahawa
sumber belajar itu harus merupakan buku teks dan referensi lain.
B.ISI
Kurikulum
merdeka pendekatan pembelajaran mendalam adalah pelaksamaan kurikulum yang
dikembangkan meniru cara kerja otak, tapi pakai jaringan saraf buatan (neural
network), pembelajaran mendalam (deep learning) ini merupakan pembelajaran yang
berfokus pada pemahaman konsep secara bermakna, bukan sekadar hafalan. Agar
siswa memahami konsep inti dengan lebih mendalam. Maka hal ini peserta didik
dan juga satuan pendidikan, prinsip pengembangan kurikulum operasionalnya
dititik beratkan pada keberpihakan (berpusat) pada peserta didik, mendorong
siswa memahami konsep secara utuh, mengaitkan dengan kehidupan nyata, dan mampu
memecahkan masalah secara kreatif dan kritis, dengan pemanfaatan sumber daya yang
ada, serta melibatkan berbagai stake holder. Berdasarkan dari situasi
dan tantangan yang telah saya paparkandiatas, maka aksi nyata yang saya lakukan untuk implementasi kurikulum
merdeka dengan pendekatan pembelajaran mendalam di SMP Negeri 5 Gido terkhusus pemanfaatan
sumber belajar dan pembiasaan adalah sebagai berikut :
1.Menggali dan mengumpulkan
informasi, referensi sebanyak-banyaknya tentang kurikulum merdeka pendekatan
pembelajaran mendalam mulai dari struktur kurikulum, program intrakurikuler,
program kokurikuler, dan program ekstrakurikuler.
2.Mengadakan diskusi sesama guru,
mengikuti pelatihan (In House Training) yang diselenggarakan baik secara daring
dan luring
3.Melaksanakan sosialisasi
pelaksanaan kurikulum merdeka pendekatan pembelajaran mendalam kepada peserta
didik, guru, orangtua, komite dan juga Stakeholder.
4.Merencanakan program-program
sekolah yang mendukung pelaksanaan penerapan kurikulum merdeka dengan
pendekatan pembelajaran mendalam yaitu dengan pembagian tugas guru, pencetakan
himbauan-himbauan dalam bentuk spanduk dan pembiasaan yang akan dilakukan di
sekolah.
5.Melaksanakan pemetaan minat bakat
dan juga gaya belajar peserta didik, sehingga bisa memetakan kebutuhan
belajarnya sehingga bisa mendapat gambaran sumber belajar yang akan di
butuhkannya.
6.Membuat Kurikulum Operasional
satuan pendidikan yang akan menjadi panduan sekolah dalam melaksanakan seluruh
kegiatan satu tahun ajaran, termasuk juga menyepakati pembiasan yang dilakukan
disekolah
7.Perencanaan projeck pembelajaran interdisipliner
profil pelajar pancasila yang akan dilaksanakan satu tahun ajaran, termassuk
juga merencanakan melukis tembok penahanan sepanjang 50 meter.
8.Memberdayakan sumber belajar yang
ada, baik sumber belajar manusia (guru, peserta didik, orangtua, komite, stake
holder), sumber lingkungan fisik sekolah (lapangan sekolah untuk pembuatan
pondok baca, taman, bahkan digunakan untuk pembelajaran baik intrakurikuler,
kokurikuler maupun ekstrakurikuler), sumber belajar non cetak- atau digital (mendesain
perpustakaan menjadi tempat membaca yang menyenangkan, asyik dan nyaman,
kelas-kelas yang dilengkapi dengan pojok baca dan membuat kelas kaya teks).
Sumber belajar kegiatan sekolah (yaitu bersumber dari kegiatan yang dikerjakan
oleh siswa dan guru seperti pada video (https://youtu.be/qDi6q8fF3Ug?si=GbEiDbyCo9qNFVHW
)
9.Melakukan kolaborasi dengan guru untuk
melaksanakan pembelajaran yang berpihak pada peserta didik, yaitu dengan memetakan
siapa siswa yang ingin dan bersedia melukis pada tembok sepanjang 50 meter
tersebut.
10.Kolaborasi
dengan orang tua, komite, stake holder dalam memfasilitasi pembelajaran yang
interdisipliner atau lintas ilmu, jika ada orangtua dan bapak ibu guru yang
punya pengetahuan dan pengalaman dalam melukis.
11.Melakukan
pembelajaran langsung dengan melukis di tembok sehingga bisa bersama-sama
mencari solusi atas kesulitan siswa dalam peningkatan kemampuannya, sehingga pembelajaran
menjadi lebih bermakna.
12.Melaksanakan
kegiatan pembiasaan disekolah, seperti :
·Melaksanakan upacara bendera
setiap hari senin dimana petugas pembaca undang-undang, janji siswa doa, dan pancasila
tidak dibaca tapi di hapal oleh petugas.
·Hari selasa SMP Negeri 5 Gido juga
melaksanakan sarapan bersama seluruh siswa dan bapak/ibu guru akan sarapan
bersama di teras kelas dan kantor,
·Hari rabu membiasakan siswa
menyebutkan perkalian sebelum masuk kedalam kelas,
·Hari kamis membiasakan siswa
dengan english day, dimana bapak/ibu akan memberikan arahan dalam bahasa
inggris, lalu siswa juga guru akan berupaya berbahasa inggris sepanjang hari
·Hari sabtu membiasakan siswa 15 menit
berliterasi sebelum masuk ke dalam kelas dan akan menceritakan kembali hasil
dari yang dibacanya.
·Setiap hari akan melaksanakan
senam anak indonesia hebat, juga bernyanyi dan berdoa sebelum memulai
pembelajaran dan juga setelah selesai pembelajaran
·Setiap hari pukul 10.00 tepat SMP
negeri 5 Gido Juga memutarkan lagu indonesia raya dimana setiap siswa dan guru
akan berhenti sejenak dari semua aktifitasnya berdiri dengan posisi siap sambil
mengikuti alunan lagu indonesia raya tersebut.
13.Mengadakan
refleksi untuk setiap kegiatan yang telah berlangsung, baik refleksi dari
siswa, guru, orangtua dan juga komite. Apakah kegiatan dan penerapan
implementasi kurikulum merdeka sudah memberikan pengalaman belajar yang baik
bagi peserta didik di satuan pendidikan.
14.Melakukan
tindak lanjut atas refleksi dan juga hasil evaluasi yang diperoleh.
C.PENUTUP
Pemanfaaatan
berbagai sumber belajar terkhusus tembok penahan dalam media lukis dan berbagai
program pembiasaan bagus dan cocok dilaksanakan di SMP Negeri 5 Gido, karena
selain bisa disesuaikan dengan kondisi dan karakteristik sekolah, pemamanfaatan
sumber belajar ini juga memberi pengalaman belajar yang sangat baik dengan
bonus lingkungan sekolah jadi lebih cantik, memiliki daya tarik tersendiri dan
juga menekankan pada keberpihakan pada peserta didik, sehingga bukan hanya
kognitif yang di tonjolkan namun juga keterampilan sebagai manusia pancasila
yang bersumber dari profil pelajar pancasila yaitu kreatif.Mendorong peserta didik dan guru untuk takwa
kepada Tuhan yang maha Esa hingga diharapkan bernalar kritis seperti pada
kegiatan pembiasaan yang dilaksanakan di SMP Negeri 5 Gido.
D.KESIMPULAN
Hasil yang diperoleh dari praktik
baik pemanfaatan sumber belajar dan berbagai program pembiasaan ini adalah
sebagai berikut:
1.SMP Negeri 5 Gido yang berada di
daerah tertinggal, terdepan dan terluar bisa memberikan pengalaman belajar yang
bermakna bagi siswa-siswi
2.Pembelajaran yang dilaksanakan di
SMP Negeri 5 Gido menjadi lebih menarik dan bermakna karena memanfaatkan sumber
belajar
3.Pengelolaan dan penataan yang baik
karena berhasil memanfaatkan sumber belajar yang ada, misalnya memanfaatkan tembok
untuk menyalurkan minat dan bakat siswa dalam melukis.
4.Pemanfaatan gedung darurat menjadi
perpustakaan sekolah dan juga ruang kelas yang kaya akan teks berhasil
meningkatkan daya, minat dan kemampuan membaca peserta didik yang dibuktikan
dengan peningkatan kemampuan literasi sekolah pada rapor pendidikan yang
mengalami peningkatan 21% dari tahun 2023 (33%) ke tahun 2024 (54%) dan
berhasil mendapatkan bos kinerja dengan kategori peningkatan terbaik.
5.Penataan lapangan dan taman
sekolah yang menekankan penataan pada penerapan numerasi dan literasi dimana-mana
menambah keindahan sekolah yang juga secara signifikan membantu meningkatkan
kemampuan numerasi peserta didik, terbukti rapor pendidikan sekolah meningkat
28% dari tahun 2023 (33%) tahun 2024 (33%) tahun 2025 (70,59 % literasi, 88,23%
numerasi)
6.Peningkatan pada kemampuan guru
dalam pelaksanaan kurikulum merdeka pendekatan pembelajaran yang berpihak pada
murid terkhusus saat ini SMP Negeri 5 Gido salah satu sasaran sekolah yang
mengikuti pelatihan pembelajaran Mendalam dak KKA karena mendapat BOS kinerja
dengan peningkatan terbaik tahun lalu
7.SMP Negeri 5 Gido berhasil membuat
2 komunitas belajar intra sekolah (Kombel Guru SMP Negeri 5 Gido, diketuai oleh
guru dan Kombel SMP Negeri 5 Gido, saya sebagai ketua) dan dua komunitas
belajar antar sekolah (Kombel BerHati, saya sebagai ketua, Kombel
Kompas-komunitas Pengajar IPS, saya sebagai sekretaris). Dimana empat komunitas
belajar tersbut berhasil beberapakali webinar di Plafform Merdeka Mengajar.
Demikian Naskah Praktik baik “Pemanfaatan Sumber Belajar dan
pembiasaan dalam mewujudkan Pembelajaran Mendalam
di SMP Negeri 5 Gido” ini saya
tulis semoga naskah ini bermanfaat bagi pembaca. Saya mohon maaf apabila
terdapat kesalahan penulisan, pemilihan dan penetapan kata, saya sangat terbuka
juga berharap saran serta masukan yang membangun perbaikan dan kesempurnaan
naskah ini dikemudian hari. Teriring salam dan ucapan terimakasih saya untuk
semua pembaca.