Rabu, 05 Desember 2018

S.Pd, Gr itu bukan GENERASI KARBITAN

Ikuti, Alami, Peroleh Lalu Tulis & Ceritakan

(Saya ikuti, saya Alami, Saya Peroleh Lalu saya Tulis. So, Tulisan ini hanya untuk jebolan PPG SM-3T )

S.Pd, Gr merupakan singkatan dari Sarjana Pendidikan guru. Unik dan jarang terdengar?? yupzz BENAR sekali. Tapi istilah tersebut mungkin sudah pernah terdengar bagi anda yang tahu program SM-3T dan GGD. Dan tentunya singkatan tersebut memang bukan hal TABU atau barang baru lagi bagi anda-anda jebolan PPG SM-3T,  PPG-T, PPG SMK Kolaboratif. Gelar S.Pd, Gr itu memang belum memiliki keabsahan yang sahih, namun entah bagaimana dan darimana asal muasalnya sehingga singkatan tersebut jadi sebutan lumrah bagi jebolan-jebolan PPG tesebut diatas. 
Sertifikat Pendidik Jebolan PPG SM-3T
Secara positif, mungkin mereka yang menggaungkan gelar tersebut melihat dari ijazah dan sertifikat yang diperoleh, sebab setelah lulus PPG SM-3T mereka akan memperoleh SERDIK (SERTIFIKAT PENDIDIK) yang redaksinya tertulis "Dinyatakan GURU PROFESIONAL dibidangnya dan Kepadanya diberikan sebutan GURU (Gr) beserta hak dan kewenangan yang melekat pada sebutan tersebut". Redaksi tersebut tidak dimiliki oleh pemilik SERTIFIKAT PENDIDIK (SERDIK) jalur lain. 

Sertifikat Pendidik Jebolan PLPG
PLPG misalnya, redaksi pada SERDIK mereka hanya tertulis  "Dinyatakan GURU PROFESIONAL dibidangnya" Redaksi untuk sebutan "Guru (Gr)" Tidak tercantum. Nah gelar yg diperoleh pada serdik tersebut "Gr", digabung dengan gelarnya sebelum ikut SM-3T yaitu "S.Pd" maka jadilah gelar mereka gaungkan S.Pd,Gr. Tapi lagi-lagi saya hanya mencoba mengulas dan menganalisisnya saja, sebab hingga saat ini pihak terkait belum pernah secara terbuka mengumumkan penggunaan gelar tersebut. (Opss tapi ini juga bisa jadi bahan diskusi sebenarnya dengan pihak terkait mengenai kejelasan gelar ini loh, biar tidak salah tafsir...justopinion hehehe ✌✌✌).

Oke kita kembali ke Mengapa S.Pd,Gr itu bukan kaleng-kaleng??? (dalam hal ini pemilik SERDIK tersebut),  berikut proses dan tantangan yg harus dilalui:
1. Sebelum mereka berselancar di http://seleksi.dikti.go.id/sm3t , mereka HARUS lebih dulu memastikan bahwa mereka sudah memiliki IJAZAH S-1 (IJAZAH ya bukan SURAT TANDA LULUS KULIAH), ini menandakan berarti mereka harus sudah WISUDA S-1 terlebih dulu

2. Punya IJAZAH S-1 sudah bisa berselancar ke web tersebut?? OWHH BELUM juga loh... Mengapa??? karena mereka juga HARUS MEMILIKI IPK 2.75 (MINIMAL) Bagi lulusan UNIVERSITAS NEGERI dan IPK  3.0 (MINIMAL) bagi lulusan UNIVERSITAS SWASTA dalam skala 4.0

3. Poin 1 & 2 sudah OKE, mereka baru bisa masuk web Mendaftar dan menyiapkan berkas yang harus diupload yaitu IJAZAH, TRANSKIP NILAI, KTP, PAS POTO. (Ini namanya Seleksi berkas)

4. Saatnya pengumuman berkas. LULUS... Mereka berhak ikut Test TERTULIS dari RISTEK DIKTI LANGSUNG dengan sistem ONLINE jg loh... nah ADA YANG TIDAK LULUS?? BANYAK karna kuota tiap LPTK penyelenggara terbatas. Tahun 2013 di LPTK tempat saya test kuota hanya 300 orang Yang akan lulus hingga tahap akhir. (Seleksi tertulis)

5. Pengumuman... LULUS, berhak ikut Test WAWANCARA.    Ada yang tidak lulus, pasti ada dong. Sebab kalau tidak ada BUKAN SELEKSI/TEST namanya.

6. Pengumuman.. LULUS... lengkapi berkas lagi (SKCK, BEBAS NAPZA, SURAT PERNYATAAN, SURAT BERSEDIA MENITIPKAN IJAZAH) dan TEST KESEHATAN

7. Pengumuman lagi...LULUS, Jantungan, tidak lulus LEBIH jantungan lagi. Mengapa lulus JANTUNGAN?? SEBAB di tahap ini mereka akan mengetahui tempat bertugas setahun kedepan, ada yg dapat 3T,4T,5T, bahkan  ada mungkin yang 10T. 

8.Setelah pengumuman tempat bertugas, mereka berhak ikut PRAKONDISI selama 12 hari, di tahap ini mereka dibekali Pramuka, pengenalan daerah tugas, dan KETAHANMALANGAN. Ketahanmalangan ini keras boss..mereka dilatih langsung oleh TNI dan materi latihan mirip TNI, PBB, Wawasan kebangsaan dan cinta tanah air (ada merayapnya di parit juga loh.. noh cek https://youtu.be/Vj1Z-3eXLhM)

9. Berangkat ke daerah sasaran selama satu tahun. Satu tahun mereka diberi GAJI?? bukan gaji TAPI biaya hidup.. Besar?? owhh TIDAK namanya saja biaya hidup HANYA sebatas agar BISA HIDUP, ada BAHKAN SEBAGIAN yg TIDAK BISA HIDUP kalau hanya BERGANTUNG pada biaya hidup. Contoh saya mengabdi di Pulau Luang, desa luang barat kecamatan Mdona hyera, maluku barat daya, maluku hanya dapat biaya Hidup 2jt 500rb. Harga makanan??? Tidak ada makanan memang dijual disana.. hahaha..Aqua gelas?? Rp 2.000,-/cup.. Cukupkah Rp 2.500.000,- itu biaya hidup per bulan disana?? jika kita bandingkan dengan di barat yang hanya Rp. 500/cup?? Pikiran kalian ahhhh loe pun belagu EMANGNYA HARUS MINUM AQUA ya??? Kan air itu aja minum... Ehhh asal ente tahu boss walaupun rela Rp 2.000/cup  itu saja susah mereka cari, Langka.. Air bersih ada?? Tentu ada lah kan laut disana bersih TENTU airnya bersih TAPI JANGAN TANYA RASA, sudah pernah minum air laut rasanya gimana?? Mereka setahun disana makan,minum, mandi pake itu boss.. udah hebat kalau sekali-sekali minum air payau. Air gunung ADA?? gimana caranya Ada,  gunung disana saja gunung batu semua. Air hujan??? Jalan-jalan lah kesana hujan Turun 1 bulan saja dalam satu tahun.. Biaya hidup Rp.2.500.000,- BANYAK??  (Hitung sendiri sajalah dalam hati ya). Daerah tugas gimana??? Dari sumatra ke kupang saja naik pesawat 2x transit (jakarta dan surabaya), kupang ke desa luang?? Dengan kapal perintis 5 hari 4 malam. Kapal bersandar di dermaga?? owhh tidak KAPAL BERLABUH DITENGAH LAUT. Loh ko bisa sampai Desa?? Masih Naik perahu motor 1 jam lagi boss. Turun dari kapal ke motor laut gimana?? Beratraksi seperti monyet, bedanya monyet bergelantungan di Pohon, mereka bergelantungan ditali.. Siap??? Belum...itu kalau kondisi tidak badai, KALAU BADAI banyak berdoa saja biar ada motor yang datang ke kapal, kalau tidak ada mereka harus ikut kapal ke persinggahan sekanjutnya. Kalau BADAI ada motor laut yang datang ke kapal?? Jangan harap bisa bergelantungan di tali, LOMPAT SONO KE LAUT LANGSUNG dan berdoa motor lautnya cepat respon untuk jemput dari air laut, Kalau tidak?? Siap-siap di hantam ombak duluan dan cengap-cengap di air. Fatalnya bisa KOID boss digulung ombak dan hilang.
(baca: https://sumbar.antaranews.com/berita/142392/guru-peserta-sm3t-meninggal-saat-bertugas) tuh tempat tugas yang saya ceritakan diatas, almarhum adek angkatan yang menggantikan mereka tugas disana. (cek:https://youtu.be/PQVUTTO7JdU)

10. Setahun mengabdi pulang..Langsung masuk asrama untuk PPG?? owhh tidak.. masih menganggur 3 bulan lagi. Semua ikut PPG?? tidak juga...HANYA orang yang bertugas selama satu tahun di daerah yang berhak masuk ASRAMA dan PPG.

11. Sebelum masuk ASRAMA...lengkapi lagi berkas (SKCK, SURAT KESEHATAN, SURAT PERNYATAAN, BEBAS NAPZA, SURAT BERSEDIA TINGGAL DIASRAMA Selama satu tahun)

12. PPG satu tahun diasrama ngapai aja??? Senin -jumat dari jam 07.00 WIB s/d 17.00 WIB kuliah, Malamnya sibuk cari Bahan, materi pembelajaran, buat perangkat, media, penilaian, dan proposal Penelitian. kegiatan ini rutin 6 bulan (1 semester) Dan harus siap tepat waktu dan lengkap. Tahap ini ada testnya jg loh mereka harus mampu presentasi proposal penelitian, Praktek Peer teaching.

13.Sabtu dan minggu ngapai??Libur?? owh Tidak... Kesempatan untuk aktualisasi diri, pengembangan minat, bakat, kreatifitas, aksi sosial dan kebugaran jasmani. Ini juga harus diikuti, karena penilaian asrama diambil dari sini loh, dan salah satu penentu kelulusan makanya tidak boleh sepele juga.

14. Terus semester dua ngapai?? PPL, Praktek pengalaman Lapangan.. Langsung ke sekolah mitra LPTK. Ada test nya juga???Ada.. Setelah 6 bln praktek mereka akan ujian kinerja (UKIN) langsung praktek mengajar di kelas yg didalamnya ada siswa/i, rekan sejawat, Guru pamong, Dosen pembimbing. 

15. Selesai?? Belum selesai lagi... Setelah UKIN mereka harus Menyelesaikan Proposal Penelitiannya...

16. Lagi-lagi belum selesai... kenapa?? Mereka Masih harus ikut ujian LOKAL yang di selenggarakan LPTK.. harus lulus juga...

17. Ujian Tulis Negara (UTN), Ini lah setan yang bisa memudarkan bahkan jadi momok yang paling ditakuti oleh mereka, Tahun 2016 standar minimal 75. Yang artinya jika ingin lulus HARUS Minimal nilai 75. UTN ini dilaksanakan dengan sistem ONLINE, CCTV , dan pengawas ruang 4 orang, dengan jumlah peserta ujian 20 orang/ ruangan.  ADA TIDAK LULUS??? ADA...dan diberi kesempatan mengulang beberapa kali dan jika tetap TIDAK LULUS maka mereka tidak akan dapat SERDIK. sebab SERTIFIKAT PENDIDIK HANYA BISA DI MILIKI OLEH ORANG YANG SUDAH LULUS MELEWATI TAHAP INI SELURUHNYA. Dan jika mereka jebolan yang sama dengan cerita ini sudah pasti mereka S.Pd,Gr. Dan sudah pasti mereka itu BUKAN KARBITAN..



Nah untuk anda yang merasa mereka PRODUK INSTAN/GENERASI KARBITAN, sebelum anda ngejugde pilah-pilah dan bedakan dulu Siapa yang anda maksud. Tolong Jangan Sama Ratakan dan generalkan. Bagaimana analisis anda mengatakan MEREKA pemilik SERTIFIKAT PENDIDIK jebolan PPG SM-3T itu KARBITAN/ INSTAN?? Anda tahu lama proses mulai dari TAHAP SELEKSI hingga MENDAPAT SERDIK dan gelar S.Pd, Gr itu butuh waktu 2 tahun 8 bulan jika dihitung Dalam bulan, 32 bulan coy, itu anda bilang INSTAN/KARBITAN??? Mungkin anda bicara tanpa data dan tanpa sumber sehingga bicara seenak udel anda saja. Mohon anda cross check kembali data dan sumber anda. Jangan karna anda korban tidak lulus SM-3T dan PPG atau Bahkan CPNS saat ini, lalu anda terus mengkambinghitamkan ASPEK LAIN atas kegagalan anda. Saya pastikan mereka pemilik gelar S.Pd,Gr jebolan PPG SM-3T itu BUKAN INSTAN apalagi KARBITAN sebab mereka "BERTARUH NYAWA, BERSEDIA TERASING, MEMPERTUA USIA & MENUNDA MASA DEPAN (MENIKAH)" untuk memperolehnya.




Minggu, 25 November 2018

REDUP SUDAH

 Esok (25 Nov 2018) tepat 73 tahun guru akan meniup lilinnya kembali.
lilin yang HARUSnya selalu memberi kesan penerang bagi tiap mereka yang berada dipusarannya. Lilin yang seyogianya RELA MELEBUR & HABIS demi tetap bercahaya. Dulu pernah merasa beruntung sebab lilin itu bisa bercahaya dan menyala. Berkesempatan melebur demi mereka yang berdahaga akan pengetahuan. Bukan hanya anak sekolah, semua kalangan dari anak-anak sampai dewasa dan orangtua. Betapa bahagianya saat itu, desa kecil yang gelap gulita nun jauh disana selalu memacu untuk belajar dan selalu belajar. Sebab selalu BERJUBEL pertanyaan yang harus dirundingkan. Bahkan Di gedung berlantai tanah itu,  keriuhan dan rebutan jari mungil selalu teracung ke langit menandakan diubun-ubun mereka sudah menggunung pertanyaan yang HARUS dieksekusi, begitu selalu hingga waktu merasa iri dengan keseruan canda gurau disela diskusi dan pagi sampai siangpun berlalu sangat cepat. Bukan hanya untuk bocah-bocah mungil hitam badaki itu saja, mufakat di se-profesi bahkan di lingkungan masyarakat oleh perangkat desa juga selalu di beri kesempatan untuk memberi pandangan dan pertimbangan sebelum ada mufakat. Namun itu hanyalah masa lalu yang selalu dirindu bahkan selalu terpatri di ingatan. Itu hanya kenangan ditimur. Ini sekarang dibarat, yahh barat.. Sama seperti jauhnya timur hingga barat, Begitu jua dengan treatment yang didapat, bak suplemen pada sudut. Jika dulu lilin itu dibiarkan terus bercahaya dan melebur, kini lilin itu tidak diberi kesempatan bercahaya dan melebur. 
Persis dengan bagaimana lilin pada perayaan ulangtahun , seperti biasanya lilinnya tidak akan dibiarkan bercahaya lama apalagi sampai melebur. Begitu lilin hidup nyanyian selamat ulangtahun pun seakan tanpa ritme mengalir seperti  air terjun, sangat deras agar cepat lilin di tiup sebelum melebur. Sebab jika lilin melebur dan mengenai kue maka kuenya akan terbuang. Namun ini bukan masalah nikmatnya kue yang tanpa leburan lilin. Namun sama halnya dengan lilin yang tidak di beri kesempatan bercahaya dan melebur, mereduplah sudah keberadaan itu. Selalu dipadamkan ketika ingin bercahaya, selalu diterpa angin kuat ketika berusaha untuk hidup.Dan jika memilih utk melebur, maka akan disisihkan bahkan akan terbuang sama seperti leburan lilin pada kue tersebut. Tanpa melihat perjuangan lilin hingga melebur, sang lilin yang mempertaruhkan batangnya terbakar agar tetap bersinar dan rela hancur demi terang... Dan bukan lilin lah namanya jika tidak bisa melebur, dan kurang berhargalah lilin jika tidak memberi terang dan bercahaya.. Begitu hambarnya jika lilin begitu hidup langsung di tiup dan dipadamkan, sama halnya ibarat sayur tanpa garam, Hambarlah sudah,....

GuruKU

Friska merupakan salah satu siswa yang
memiliki mimpi dan cita-cita tinggi

Mimpi yang dulu bak kilat menyambar di gelap malam
Kini berubah seperti matahari terbit
Yang memberi kehidupan bagi tiap insan
Hadirmu selalu dinanti,kucuran keringatmu pemacu semangat
Pengalaman juga keluhmu benteng melawan roda era
Guruku
Engkau adalah pelita hidup
Penerang stiap kegelapan
Pemberi apresiasi dalam pengejaran mimpi
Guruku
Engkau, Embun penyejuk
Profesionalitasmu menomor wahidkan generasi bangsa
Menomor duakan kepentinganmu
Engkau pelepas dahaga
Akan ilmu demi masa depanku yang cerah
Engkau penyegar jiwa dari mimpi suramnya hidup kelak
Namanya Friska Zebua, siswa SMP N 2 Gido yang membacakan Puisi HGN
Namanya Friska Zebua, siswa
SMP N 2 Gido
yang membacakan Puisi HGN
Guruku
Tanpamu aku bukan siapa-siapa
Aku tidak akan tahu apa-apa
Baca tulis juga aku akan buta
Bodoh dan miskin akan jadi bagianku
Guruku
Pengorbananmu sangat berarti
Tetap bertahan dalam kekurangan
Tetap menawan walau bukan bangsawan
Tetap rajin walau nasib terkebiri
Tetap hebat walau hidup nyaris melarat
Terimakasih Guruku
Terima kasih untuk sang Pelangi yang Kau Hadirkan
Terima kasih untuk setiap kesetiaan dalam pewujudan mimpiku
Terima kasih kuhaturkan untuk setiap keluhmu
Terima Kasih Guruku.


oleh: FRISKA ZEBUA

Rabu, 05 September 2018

Pemberontakan PRRI/Permesta (sumber: ruangguru.com)

PRRI adalah singkatan dari Pemerintah Revolusioner Republik Indonesia, sementara Permesta adalah singkatan dari Perjuangan Semesta atau Perjuangan Rakyat Semesta. Pemberontakan keduanya sudah muncul saat menjelang pembentukan Republik Indonesia Serikat (RIS) tahun 1949. Akar masalahnya yaitu saat pembentukan RIS tahun 1949 bersamaan dengan dikerucutkan Divisi Banteng hingga hanya menyisakan 1 brigade saja. Kemudian, brigade tersebut diperkecil menjadi Resimen Infanteri 4 TT I BB. Kejadian itu membuat para perwira dan prajurit Divisi IX Banteng merasa kecewa dan terhina, karena mereka merasa telah berjuang hingga mempertaruhkan jiwa dan raganya untuk kemerdekaan Indonesia. Selain itu, ada pula ketidakpuasan dari beberapa daerah seperti Sumatera dan Sulawesi terhadap alokasi biaya pembangunan yang diberikan oleh pemerintah pusat. Kondisi ini pun diperparah dengan tingkat kesejahteraan prajurit dan masyarakat yang sangat rendah. Akibat adanya berbagai permasalahan tersebut, para perwira militer berinisiatif membentuk dewan militer daerah, sebagai berikut:  PRRI selanjutnya membentuk Dewan Perjuangan dan sekaligus tidak mengakui kabinet Djuanda, maka terbentuklah kabinet PRRI. Pada tanggal 9 Januari 1958 para tokoh militer dan sipil mengadakan pertemuan di Sungai Dareh, Sumatera Barat. Pertemuan tersebut menghasilkan sebuah pernyataan berupa “Piagam Jakarta” dengan isi berupa tuntutan agar Presiden Soekarno bersedia kembali kepada kedudukan yang konstitusional, serta menghapus segala akibat dan tindakan yang melanggar UUD 1945 dan membuktikan kesediaannya itu dengan kata dan perbuatan.Selanjutnya Letnan Kolonel Ahmad Husein pada tanggal 15 Februari 1958 memproklamirkan berdirinya Pemerintah Revolusioner Republik Indonesia (PRRI) dengan perdana menteri Syafruddin Prawiranegara. Hal ini merupakan respon atas penolakan tuntutan yang diajukan oleh PRRI. Pada saat dimulainya pembangunan pemerintahan, PRRI mendapat dukungan dari PERMESTA dan rakyat setempat. Dengan bergabungnya PERMESTA dengan PRRI, gerakan kedua kelompok itu disebut PRRI/PERMESTA. Untuk menumpas pemberontakan, pemerintah melancarkan operasi militer gabungan yang diberi nama Operasi Merdeka, dipimpin oleh Letnan Kolonel Rukminto Hendraningrat. Operasi ini sangat kuat karena musuh memiliki persenjataan modern buatan Amerika Serikat. Terbukti dengan ditembaknya Pesawat Angkatan Udara Revolusioner (Aurev) yang dikemudikan oleh Allan L. Pope seorang warga negara Amerika Serikat.  Akhirnya, pemberontakan PRRI/Permesta baru dapat diselesaikan pada bulan Agustus 1958, dan pada tahun 1961 pemerintah membuka kesempatan bagi sisa-sisa anggota Permesta untuk kembali Republik Indonesia.

Note:
APREV (Angkatan Perang Revolusi)
AUREV (Angkatan Udara Revolusioner)
PERMESTA (Perjuangan Rakyat Semesta)
PRRI (Pemerintahan Revolusioner Republik Indonesia), DI/TII (Darul Islam/Tentara Islam Indonesia) dan Republik Maluku Selatan

Pemberontakan DI/TII

Pemberontakan DI/TII di Aceh dimulai pada tanggal 20 September 1953. Dimulai dengan pernyataan Proklamasi berdirinya Negara Islam Indonesia oleh Daud Beureueh, proklamasi itu menyatakan diri bahwa Aceh sebagai bagian dari Negara Islam Indonesia (NII) dibawah kepemimpinan Imam Besar NII Sekarmadji Maridjan Kartosoewirjo. Daud Beureueh adalah seorang pemimpin sipil, agama, dan militer di Aceh pada masa perang mempertahankan kemerdekaan Indonesia ketika agresi militer pertama Belanda pada pertengahan tahun 1947. Sebagai "Gubernur Militer Daerah Istimewa Aceh" ia berkuasa penuh atas pertahanan daerah Aceh dan menguasai seluruh aparat pemerintahan baik sipil maupun militer. Peranannya sebagai seorang tokoh ulama membuat Daud Beureuh tidak sulit memperoleh pengikut. Dalam persiapan melancarkan gerakan perlawanannya Daud Beureueh telah berhasil mempengaruhi banyak pejabat-pejabat Pemerintah Aceh, khususnya di daerah Pidie. Pada masa-masa awal setelah proklamasi NII Aceh dan pengikut-pengikutnya berhasil mengusai sebagian besar daerah Aceh termasuk beberapa kota. Tidak lama setelah pemberontakan pecah, Pemerintah Republik Indonesia melalui Perdana Menteri Ali Sastroamidjojo segera memberikan penjelasan secara runut tentang peristiwa tersebut di depan Dewan Perwakilan Rakyat pada tanggal 28 Oktober 1953.

Latar belakang

Alasan pertama yang menjadi latar dari gerakan DI/TII Aceh adalah kekecewaan para tokoh pimpinan masyarakat di Aceh atas dileburnya provinsi Aceh ke dalam provinsi Sumatera Utara yang beribukota di Medan. Peleburan provinsi itu seakan mengabaikan jasa baik masyarakat Aceh ketika perjuangan mempertahankan kedaulatan Negara Republik Indonesia dimasa revolusi fisik kemerdekaan Indonesia (1945-1950). Kekhawatiran kembalinya kekuasaan para ulee balang yang sejak lama telah menjadi pemimpin formal pada lingkup adat dan politik di Aceh[1][2]. Keinginan dari masyarakat Aceh untuk menetapkan hukum syariah dalam kehidupan mereka.[3] Sejarawan berkebangsaan Belanda, Cornelis Van Dijk, menyebutkan, kekecewaan Daud Beureueh terhadap Jakarta semakin berat dengan beredarnya rumor tentang sebuah dokumen rahasia dari Jakarta. Dokumen itu disebut-sebut dikirim oleh Perdana Menteri Ali Sastroamidjojo yang isinya berupa perintah pembunuhan terhadap 300 tokoh masyarakat Aceh. Rumor ini disebut sebagai les hitam. Perintah tersebut dikabarkan diambil oleh Jakarta berdasarkan kecurigaan dan laporan bahwa Aceh sedang bersiap untuk sebuah pemberontakan guna memisahkan diri dari negara Indonesia

https://id.m.wikipedia.org/wiki/Pemberontakan_DI/TII_di_Aceh



Pemberontakan Andi Azis

Latar belakang penyebab pemberontakan Andi Azis:

Adanya kekacauan di Sulawesi Selatan pada bulan April 1950. Kekacauan tersebut terjadi karena adanya demonstrasi dari kelompok masyarakat yang anti-federal, mereka mendesak NIT segera menggabungkan diri dengan RI. Sementara itu terjadi demonstrasi dari golongan yang mendukung terbentuknya Negara federal. Keadaan ini menyebabkan muncul kekacauan dan ketegangan di masyarakat.

Jalan peristiwa Pemberontakan Andi Azis:

Andi Azis merupakan seorang mantan perwira KNIL. Pada tanggal 30 Maret 1950, ia bersama dengan pasukan KNIL di bawah komandonya menggabungkan diri ke dalam APRIS di hadapan Letnan Kolonel Ahmad Junus Mokoginta, Panglima Tentara dan Teritorium Indonesia Timur. Pemberontakan dibawah pimpinan Andi Azis ini terjadi di Makassar diawali dengan adanya kekacauan di Sulawesi Selatan pada bulan April 1950. Kekacauan tersebut terjadi karena adanya demonstrasi dari kelompok masyarakat yang anti-federal, mereka mendesak NIT segera menggabungkan diri dengan RI. Sementara itu terjadi demonstrasi dari golongan yang mendukung terbentuknya Negara federal. Keadaan ini menyebabkan muncul kekacauan dan ketegangan di masyarakat. Untuk menjaga keamanan maka pada tanggal 5 April 1950, pemerintah mengirimkan 1 batalion TNI dari Jawa. Kedatangan pasukan tersebut dipandang mengancam kedudukan kelompok masyarakat pro-federal. Selanjutnya kelompok pro-federal ini bergabung dan membentuk “Pasukan Bebas” di bawah pimpinan Kapten Andi Azis. Ia menganggap masalah keamanan di Sulawesi Selatan menjadi tanggung jawabnya. Pada 5 April 1950, pasukan Andi Azis menyerang markas TNI di Makassar dan berhasil menguasainya bahkan Letkol Mokoginta berhasil ditawan. Bahkan Ir.P.D. Diapari (Perdana Mentri NIT) mengundurkan diri karena tidak setuju dengan tindakan Andi Azis dan diganti Ir. Putuhena yang pro-RI. Tanggal 21 April 1950, Wali Negara NIT, Sukawati mengumumkan bahwa NIT bersedia bergabung dengan Negara Kesatuan Republik Indonesia. Untuk mengatasi pemberontakan tersebut pemerintah pada tanggal 8 April 1950 mengeluarkan perintah bahwa dalam waktu 4 x 24 Jam Andi Azis harus melaporkan diri ke Jakarta untuk mempertanggungjawabkan perbuatannya. Kepada pasukan yang terlibat pemberontakan diperintahkan untuk menyerahkan diri dan semua tawanan dilepaskan. Pada saat yang sama dikirim pasukan untuk melakukan operasi militer di Sulawesi Selatan yang dipimpin oleh A.E. Kawilarang. Pada tanggal 15 April 1950 Andi Azis berangkat ke Jakarta setelah didesak oleh Presiden NIT, Sukawati. Tetapi Andi Azis terlambat melapor sehingga ia ditangkap dan diadili sedangkan pasukan yang dipimpin oleh Mayor H. V Worang terus melakukan pendaratan di Sulawesi Selatan. Pada 21 April 1950 pasukan ini berhasil menduduki Makassar tanpa perlawanan dari pasukan pemberontak. Tanggal 26 April 1950, pasukan ekspedisi yang dipimpin A.E. Kawilarang mendarat di Sulawesi Selatan. Keamanan yang tercipta di Sulawesi Selatan tidak berlangsung lama karena keberadaan pasukan KL-KNIL yang sedang menunggu peralihan pasukan APRIS keluar dari Makassar. Mereka melakukan provokasi dan memancing bentrokan dengan pasukan APRIS. Pertempuran antara APRIS dengan KL-KNIL terjadi pada 5 Agustus 1950. Kota Makassar pada waktu itu berada dalam suasana peperangan. APRIS berhasil memukul mundur pasukan lawan. Pasukan APRIS melakukan pengepungan terhadap tangsi-tangsi KNIL. 8 Agustus 1950, pihak KL-KNIL meminta untuk berunding ketika menyadari bahwa kedudukannya sudah sangat kritis.Perundingan dilakukan oleh Kolonel A.E Kawilarang dari pihak RI dan Mayor Jendral Scheffelaar dari KL-KNIL. Hasilnya kedua belah pihak setuju untuk dihentikannya tembak menembak dan dalam waktu dua hari pasukan KL-KNIL harus meninggalkan Makassar.

Tokoh-tokoh dalam Pemberontakan Andi Azis:

Andi Azis (Pemimpin bekas kesatuan KNIL) Kesatuan bekas KNIL Colonel Alex Kawilarang (Pemimpin pasukan dari 4 angkatan yang diperintahkan oleh Pemerintah RIS) Kapten Bohar Ardikusumah (Pemimpin Batalyon I Brigade 14 Siliwangi di Jawa Barat) Kolonel Soeharto (Pemimpin Brigade 10/Garuda Mataram di Jawa Tengah) Letkol Suprato Sukowati (Pemimpin Brigade 16/I di Jawa Timur) Letkol Warouw (Pemimpin Angkatan udara beserta pasukannya) Kapten udara Wiridinata (Pemimpin Angkatan udara beserta pasukannya) Akhir dalam Pemberontakan Andi Azis: Makassar akhirnya dapat dengan cepat dikuasai oleh pemerintah RI. Akhirnya Andi Azis dapat ditangkap. Pada tahun 1953 pasukannya dapat dihancurkan

KNIL adalah singkatan dari bahasa Belandahet Koninklijke Nederlands(ch)-Indische Leger, atau secara harafiahTentara Kerajaan Hindia Belanda.
 
NIT singkatan dari Negara Indonesia Timur
APRIS Singkatan dari Angkatan Perang Republik Indonesia Serikat

Pemberontakan Andi azis

Peristiwa Andi Azis adalah upaya pemberontakan yang dilakukan oleh Andi Azis, seorang mantan perwira KNIL, yang berusaha untuk mempertahankan keberadaan Negara Indonesia Timur dan enggan kembali ke Negara Kesatuan Republik Indonesia. Menurut Andi Azis, para perwira APRIS (ABRI) (dari kalangan mantan anggota KNIL) harus bertanggung jawab terhadap gangguan keamanan di wilayah Negara Indonesia Timur yang menurutnya didalangi oleh pemerintah. Peristiwa Andi Azis Bagian dari Revolusi Nasional Indonesia Tanggal 15 April 1950 (penangkapan Andi Azis) 5 Agustus 1950 (penyerangan terhadap pasukan KL/KNIL) Lokasi Makassar Jakarta Hasil Penangkapan Andi Azis (15 April 1950) Pembasmian pasukan KL/KNIL (5 Agustus 1950) Percepatan integrasi negara-negara bagian Republik Indonesia Serikat ke dalam Republik Indonesia (17 Agustus 1950). Pihak terlibat APRIS KNIL (KL) Tokoh dan pemimpin Alex Kawilarang Hamengkubuwana IX Andi Azis Awal gerakan Sunting Andi Azis adalah seorang mantan perwira KNIL yang bergabung menjadi perwira APRIS (ABRI), kemudian beliau diterima sebagai perwira APRIS. Pelantikannya disaksikan oleh Letkol Ahmad Yunus Mokoginta, yang merupakan Panglima Tentara Teritorium Negara Indonesia Timur. Namun kemudian, beliau justru menggerakkan pasukannya dari para mantan perwira KL/KNIL lainnya untuk menyerang markas APRIS dan menyandera sejumlah perwira APRIS, termasuk Letkol A. Y. Mokoginta. Setelah menguasai Makassar, beliau menyatakan bahwa Negara Indonesia Timur harus dipertahankan. Ia menuntut agar para perwira APRIS (dari kalangan mantan anggota KNIL) harus bertanggung jawab terhadap gangguan keamanan di wilayah Indonesia Timur yang menurutnya didalangi oleh pemerintah. Pada tanggal 8 April 1950, pemerintah membuat ultimatum yang meminta Andi Azis agar segera datang ke Jakarta. Karena, apabila beliau tidak mengindahkan ultimatum tersebut, maka Kapal Angkatan Laut Hang Tuah akan mem-bom kota Makassar. Selain itu, ultimatum pemerintah tersebut juga meminta agar Andi Azis mempertanggungjawabkan perbuatannya dalam waktu 4 x 24 jam, namun ultimatum tersebut tetap juga tidak diindahkan. Setelah batas waktu terlewati, pemerintah mengirimkan pasukan di bawah Kolonel Alex Kawilarang. Dan akhirnya, pada tanggal 15 April 1950, Andi Azis datang ke Jakarta dengan perjanjian dari Sri Sultan Hamengkubuwana IX bahwa beliau tidak akan ditangkap. Tetapi, ketika Andi Azis datang ke Jakarta, beliau justru langsung ditangkap. Pertempuran Sunting Gerakan ini diawali dengan kegiatan pasukan APRIS (ABRI) yang diganggu oleh KL/KNIL dan kerap kali melakukan provokasi serta konflik dengan pasukan APRIS. Pertempuran keduanya meletus pada tanggal 5 Agustus 1950. Tentara KL/KNIL berhasil ditaklukkan oleh APRIS dengan mengerahkan seluruh kekuatan pasukan dari angkatan darat, laut, dan udara.