Nama Saya David Wijaya Munthe, Anak ke 7 dari 12 bersaudara. Anak dari Ayah S. Munthe dan Ibu K. Manurung. Saya berasal dari Pangaribuan, kabupaten Tapanuli Utara, Provinsi Sumatera Utara.
Minggu, 18 Maret 2018
Voc
Kampoeng Sejarah
Tempat share buat loe para peminat sejarah (Universitas Muhammadiyah Purwokerto)
Rabu, 09 Oktober 2013
MATERI SEJARAH SMP VII
Perkembangan Kolonialisme dan Imperialisme Barat di Indonesia
1. VOC
VOC merupakan kongsi dagang Belanda yang mempunyai wilayah di Hindia Timur. Pengurusnya terdiri dari 6 orang yang disebut “Bewindhebbers der VOC”, ditambah 17 orang pengurus harian yang disebut Heeren XVII. VOC juga memiliki hak khusus yang diberikan parlemen Belanda:
· Membuat perjanjian dengan raja-raja setempat
· Menyatakan perang dan perdamaian
· Membuat senjata & benteng
· Mencetak uang
· Mengangkat & memberhentikan pegawai
· Mengadili perkara
Pada tahun 1609, Pieter Both ditugaskan sebagai Gubernur Jendral VOC di Ambon. Misi utamanya adalah untuk memimpin VOC menghadapi persaingan dengan pedagang Eropa. Ketika Jan Pietersoon Coen diangkat sebagai gubernur jenderal, pusat kekuasaan dipindahkan ke Jayakarta. Selain melakukan monopoli, VOC juga menjalankan system pemerintahan tidak langsung (indirect rule). Tidak berlangsung lama, VOC akhirnya dibubarkan pada tanggal 31 Desember 1799. dengan factor-faktor berikut:
· Banyak pegawai VOC korupsi karena gajinya rendah
· VOC tidak mampu bersaing dengan inggris (EIC) dan Perancis (FIC)
· Walaupun rugi, pemegang saham tetap diberi dividen
· Perang Belanda melawan Inggris
· Jatuhnya kongsi dagang VOC di India & adanya kebebasan pelayaran Inggris ke Indonesia
2. Penjajahan Prancis-Belanda
Di Eropa sedang dalam suasana Perang Koalisi satu (1792-1797). Belandapun kalah sehingga membuat rajanya, Willem V, meminta perlindungan dari Inggris. Napoleon Bonaparte, pemimpin Prancis kemudian menempatkan Louis Napoleon untuk memimpin Belanda. Louis kemudian mengangkat Herman Willem Daendels sebagai Gubernur Jendral Hindia Belanda sejak 1808. Tugas utamanya adalah untuk mempertahankan Jawa dari serangan Inggris. Pada masa pemerintahannya, Daendels banyak mengeluarkan kebijakan kebijakan yang condong kepada kediktatoran. Contohnya, pembangunan jalan Raya Pos (Groete Postweg) antara Anyer-Panarukan. Pembangunan jalan raya itu melibatkan banyak tenaga dengan system rodi.
Kekuasaan sewenang-wenang yang diterapkan Daendels membuatnya ditarik kembali agar citra Hindia Belanda tidak bertambah buruk. Tetapi penarikan Daendels membua dampak buruk. Belandapun berhasil dikuasai Inggris. Dengan demikian berakhirlah penjajahan Prancis-Belanda dengan ditandai oleh Kapitulasi Tuntang.
3. Penjajahan Iggris
Tahun 1811-1816, Indonesia berada di bawah kekuasaan Inggris. Thomas Stamford Raffles diangkat sebagai wakil gubernur di Jawa dan bawahannya. Tujuan utama pemerintahan Raffles adalah meningkatkan kesejahteraan rakyat. Salah satu tindakannya yang popular adalah mencetuskan system sewa tanah (landrent). Hal tersebut tidak membebani rakyat, namun kondisi di Eropa membuat Thomas Stamford Raffles harus mengakhiri masa jabatannya di Indonesia. Perang koalisi berakhir dengan kekalahan Prancis. Negara-negara yang menjadi lawan Prancis mengambil keputusan bahwa sebagai benteng untuk menghadapi Prancis, Belanda harus kuat. Maka dari itu, dalam Traktat London tahun 1824, ditetapkan bahwa Indonesia dikembalikan kepada Belanda.
4. Belanda
Untuk menangani berbagai persoalan di Indonesia yang baru saja dikembalikan ke Inggris, pemerintah belanda mengirimkan sebuah komisi. Komisi tersebut terdiri dari Cornelis Th.Elout sebagai ketua, dan A.A. Buyskes dan van der Capellen sebagai anggota. Setelah komisi dibubarkan, van der Capellen diangkat sebagai gubernur jenderal. Dia melaksanakan pola konservatif, dalam arti menerapkan kebijakan monopoli seperti VOC:
a. Masa Tanam Paksa
Ketika van den Bosch menjabat sebagai gubernur jenderal, pada tahun 1830 dia menciptakan peraturan baru yang bernama ‘tanam paksa’ / cultuur stelsel. Tujuannya untuk mendapatkan untung guna menutup deficit keuangan negri Belanda. Kemudian, latar belakang dilakukannya Tanam paksa adalah:
· Defisit anggaran belanja negri belanda akibat Perang kemerdekaan Belgia dan perang diponegoro
· Keadaan di Jawa yang tidak menguntungkan saat itu
· Perdagangan dan perusahaan belanda mengalami kemunduran
Pokok-pokok ketentuan Tanam paksa:
o Penduduk wajib menanami 1/5 tanahnya dengan tanaman yang ditentukan pemerintah
o Tanah tersebut dibebaskan dari pajak
o Tanah tersebut dikerjakan selama 1/5 tahun
o Risiko penanaman ada pada pemerintah
o Hasil tanaman yang diwajibkan harus diangkat sendiri ke pabrik dan mendapat ganti rugi
o Kelebihan hasil panen akan diganti oleh pemerintah
o Waktu yang digunakan untuk menanam tanaman wajib tidak melebihi waktu menanam padi
Penyimpangan Tanam Paksa:
Ø Tanah yang ditanami lebih dari 1/5 lahan
Ø Tanah yang ditanami tanaman wajib masih terkena pajak
Ø Banyak petugas yang curang, berusaha mendapatkan hasil sebanyak-banyaknya
Ø Tanah yang ditanami tanaman wajib cenderung memilih tanah yang subur
Akibat penyimpangan:
1. Bagi Bangsa Indonesia
· Menimbulkan kesengsaraan
· Pemerintahan Belanda memberikan sanksi kepada petani yang meninggalkan tanahnya sehingga makin sengsara
2. Bagi Belanda
· Memperoleh keuntungan yang sangat besar
· Timbul penentangan tanam paksa yang dicetuskan oleh golongan liberal dan golongan etis
b. Politik Liberal Kolonial
Golongan liberal berhasil menguasai parlemen sehingga mereka mempunyai peluang untuk menciptakan undang-undang dasar guna membatasi kekuasaan raja. Pada tahun 1870 keluar undang-undang de Waal:
1. Undang-undang Gula yang menyebutkan bahwa penanaman tebu harus dilakukan oleh pengusaha swasta, tidak dengan system tanam paksa
2. Undang-undang Agraria, isinya menerangkan bahwa gubernur jenderal dan rakyat dilarang menjual tanah kepada orang asing, tetapi dapat menyewakannya selama 75 tahun
Ini merupakan awal yang baik walaupun dalam kenyataannya semuanya untuk kepentingan Pemerintahan Hindia Belanda.
Sejarah dan Pengaruh Hindu-Budha di Indonesia
A. Ajaran Hindu dan Budha
1. Hindu
Agama Hindu pada merupakan sinkretisme (perpaduan) antara kepercayaan bangsa Dravida, yang merupakan penduduk asli India, dengan bangsa Arya, yang merupakan bangsa pendatang dari Asia Tengah yang berhasil menaklukkan bangsa Dravida sekitar tahun 1500 SM. Agama Hindu mempunyai konsep politheisme yaitu menyembah banyak dewa. Tiga dewa utama dari umat Hindu adalah dewa Brahma (dewa pencipta), dewa Wisnu (dewa pemelihara) dan dewa Syiwa (dewa perusak) yang ketiganya biasa disebut Tri Murti. Salah satu pokok dalam ajaran Hindu adalah konsep reinkarnasi atau dilahirkan kembali sebagai penebusan dosa karena masih banyaknya dosa dan kesalahan yang dilakukan di kehidupan sebelumnya. Jadi tujuan dari manusia hidup di dunia adalah moksha atau tidak dilahirkan kembali dan tinggal di nirwana yang penuh kenikmatan.
Agama Hindu berpedoman pada kitab suci Weda, Brahmana dan Upanisad.
a. Kitab Weda terdiri dari empat himpunan (Samhita).
1. Regweda, berisi puji-pujian terhadap dewa.
2. Samaweda,berisi nyanyian-nyanyian suci yang slokanya diambil dari Regweda.
3. Yayurweda, berisi penjelasan tentang sloka-sloka yang diambil dari Regweda.
4. Atharwaweda,berisi mantra-mantra yang digunakan untuk berbagai keperluan seperti (sihir, ilmu gaib, mengusir penyakit, menghancurkan musuh, mengikat cinta, serta memperoleh kedudukan dan kekuasaan).
b. Kitab Brahmana adalah kitab suci yang terdiri keterangan tentang upacara sesaji.
c. Kitab Upanisad adalah kitab suci yang berisi ajaran ketuhanan dan makna hidup.
Dalam agama Hindu masyarakat diklasifikasikan menjadi 4 kelas yang mempunyai hak dan peranan yang berbeda-beda, yaitu :
a. Kasta Brahmana, terdiri atas para pendeta.
b. Kasta Ksatria, terdiri atas para raja dan bangsawan.
c. Kasta Waisya, terdiri atas para pedagang dan kaum buruh menengah.
d. Kasta Sudra, terdiri atas para petani, buruh kecil dan budak.
Hari raya umat Hindu ialah Galungan, Kuningan, Saraswati, Pagerwesi, Nyepi, dan Siwaratri.
2. Budha
Pada awalnya Budha merupakan salah satu aliran dalam agama Hindu yang disebut budhisme. Budhisme dimunculkan dan dikembangkan oleh Sidharta Gautama sebagai protes atas ketidakadilan sistem kasta dalam masyarakat Hindu, dimana kasta rendahan mengalami ketidakadilan. Sidharta sebenarnya masuk dalam kasta ksatria karena merupakan putra dari Raja Sudhodana dari kerajaan Kapilawastu. Tetapi kemudian dia meninggalkan semua kemewahan istana dan menjadi pertapa setelah dia melihat kehidupan di luar istana yang sangat memprihatinkan. Dalam pertapaannya dia memperoleh bodhi dan disebut Sang Budha (yang disinari).
Umat Budha mempunyai kitab suci yang disebut Tripitaka yang berarti tiga keranjang. Isi dari kitab Tripitaka adalah :
a. Winayapitaka, berisi tentang peraturan dan hukum yang menentukan cara hidup para pemeluk agama Budha.
b. Sutrantapitaka, berisi wejangan sang Budha.
c. Abdidharmapitaka, berisi keterangan dan penjelasan tentang agama Budha.
Umat Budha meyakini bahwa manusia hidup di dunia berada dalam kesengsaraan (samsara), oleh karena itu kesengsaraan dapat dihentikan dengan mengamalkan astavidha (delapan jalan) yaitu : Ajaran yang benar; Niat yang benar; Perkataan yang benar; Perbuatan yang benar; Penghidupan (mata pencaharian) yang benar; Usaha (daya upaya) yang benar; Perenungan yang benar; Samadi (bersemedi) yang benar.
Dalam perjalanannya, ajaran Budha terpecah menjadi 2 aliran yaitu :
a. Budha Hinayana (kendaraan kecil)
Aliran ini berpendapat bahwa setiap orang harus berusaha sendiri-sendiri untuk masuk nirwana tanpa pertolongan orang lain. Hal itu sesuai dengan ajaran Budha pada awalnya.
b. Budha Mahayana (kendaraan besar)
Aliran ini berpendapat sebaiknya manusia berusaha bersama-sama dan saling membantu dalam mencapai nirwana.
Umat Budha merayakan hari raya Triwaisak yaitu peringatan kelahiran, turunnya Bodhi dan kematian Sang Budha.
B. Proses Masuknya Hindu-Budha di Indonesia
Proses masuknya kebudayaan Hindu dan Budha berlangsung sangat panjang. Keterlibatan berbagai pihak sangatlah menentukan perkembangan kebudayaan ini. Mulai dari pedagang, tokoh agama bahkan hingga orang biasa.
Menurut Van Leur dan Wolters, hubungan dagang Indonesia dan India lebih dahulu berkembang daripada hubungan dagang yang dilakukan Indonesia dan Cina. Terlibatnya Indonesia dalam kegiatan perdagangan, berakibat terjadinya akulturasi kebudayaan, terutama dengan budaya India, yaitu agama Hindu dan Budha. Dari hubungan perdagangan tersebut, muncul beberapa teori mengenai proses masuknya budaya Hindu-Budha ke Indonesia.
a. Teori Brahmana
Teori ini mengungkapkan bahwa kebudayaan Hindu dan Budha menyebar ke Indonesia di bawa kaum brahmana. Kemungkinan teori ini adalah yang paling benar, hal ini terbukti dengan ditemukannya Yupa Kutai yang menyebutkan bahwa penyebaran ajaran Hindu dilakukan melalui upacara keagamaan, dan hal ini hanya dapat dilakukan oleh para brahmana. Pendukung teori ini adalah J.C. van Leur.
b. Teori Ksatria
Teori ini mengungkapkan bahwa agama Hindu dan Budha menyebar ke Indonesia karena pengaruh dari para bangsawan. Hal ini dibuktikan dengan adanya koloni baru yang dibentuk orang India di Indonesia. Di tempat barunya para bangsawan menyebarkan agama dan budaya Hindu-Budha. Pendukung teori ini adalah C.C. Berg dan Majumdar.
c. Teori Waisya
Teori ini menyatakan bahwa proses masuknya kebudayaan Hindu-Budha melalui hubungan dagang antara India dan Indonesia. Para pedagang dari India banyak yang menetap di Indonesia yang kemudian jalinan hubungan itu telah membuka peluang bagi terjadinya proses penyebaran kebudayaan Hindu-Budha. Pendukung teori ini diantaranya N. J. Krom dan Purbacaraka.
d. Teori Sudra
Von van Faber mengungkapkan bahwa peperangan yang terjadi di India telah menyebabkan golongan Sudra menjadi orang buangan. Kemudian mereka meninggalkan India mengikuti kaum Waisya. Dengan jumlah yang besar diduga golongan Sudralah yang memberi andil besar dalam penyebaran budaya/agama Hindu ke nusantara.
e. Teori Arus Balik
Teori ini diungkapkan oleh F.D.K. Bosch, Bosch meyakini bahwa orang Indonesialah yang paling berperan dalam penyebaran Hindu-Budha di nusantara. Setelah di awali orang-orang India, penduduk Indonesia yang ingin tahu lebih dalam tentang ajaran Hindu-Budha langsung berlayar ke india untuk belajar. Kemudian setelah pulang ke indonesia mereka menyebarkan apa yang sudah mereka pelajari. Teori berdasar pada ditemukannya arca Budha di Sempaga, Sulawesi Selatan, yang sangat mirip dengan arca yang dibuat di Amarawati (India).
C. Pengaruh Unsur Kebudayaan Hindu-Budha Terhadap Kehidupan Masyarakat Indonesia
1. Bidang agama
Ketika memasuki zaman sejarah, masyarakat di nusantara telah menganut kepercayaan animisme dan dinamisme. Masyarakat mulai menerima sistem kepercayaan baru, yaitu agama Hindu-Budha. Sejak berinteraksi dengan orang-orang India budaya baru tersebut membawa perubahan pada beragama. Misalnya, dalam hal tata krama, upacara-upacara pemujaan, dan bentuk tempat peribadatan).
2. Bidang sosial
Dalam bidang ini kebudayaan India mempengaruhi pada sistem pemerintahan dan kemasyarakatan. Dalam sistem ini kelompok-kelompok kecil masyarakat bersatu dengan kepemilikan wilayah. Kepala suku yang terbaik dan terkuat berhak menduduki kekuasaan kerajaan. Oleh karena itu, lahir kerajaan-kerajaan seperti, Kutai, Tarumanegara, Sriwijaya, dan lain-lain.
3. Bidang seni
Pengaruh dari kebudayaan Hindu-Budha ini dapat berupa relief, sastra. Untuk seni relief banyak dijumpai hiasan-hiasan pada dinding candi yang sesuai dengan unsur India. Di bidang seni sastra, terlihat pada penggunaan huruf Pallawa dan bahasa Sanskerta pada prasasti-prasasti. Adanya cerita Mahabarata dan Ramayana yang bersumber pada kebudayaan India. Selain itu adapun kitab-kitab yang dihasilkan oleh para pujangga Indonesia seperti: Arjunawiwaha (Mpu Kanwa); Sutasoma (Mpu Tantular); Negarakertagama (Mpu Prapanca).
4. Bidang bahasa
Kerajaan-kerajaan Hindu-Budha di Indonesia meninggalkan beberapa prasasti yang sebagian besar berhuruf Pallawa dan berbahasa Sansekerta. Dalam perkembangan selanjutnya bahkan hingga saat ini, bahasa Indonesia memperkaya diri dengan bahasa Sansekerta. Kalimat atau kata-kata bahasa Indonesia yang merupakan hasil serapan dari bahasa sansekerta, seperti: Pancasila, Dasa Dharma, Kartika Eka Paksi, dan Parasamya Purnakarya Nugraha.
5. Bidang pendidikan
Dalam bidang ini kaum brahmana merupakan kelompok yang mempunyai pengaruh, karena yang memberikan ilmu dalam masyarakat. I-Tsing mengungkapkan bahwa di Kerajaan Sriwijaya telah didirikan sekolah setaraf perguruan tinggi yang menampung biarawan untuk belajar agama Budha.
Kampoeng Sejarah di 07.39
Berbagi

Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Link ke posting ini
Buat sebuah Link
‹
›
Beranda
Lihat versi web
Tentang Kampoeng Sejarah

Kampoeng Sejarah

Lihat profil lengkapku
Diberdayakan oleh Blogger.

Selasa, 18 April 2017
KERINDUAN
Sejatinya, setiap insan manusia selalu memiliki kerinduan tersendiri, kerinduan yang senantiasa akan selalu di kejar jua di perjuangkannya.
Tak ada ubahnya dengan dia yang kini telah beranjak lalu pergi itu. Jauh
di relung hatinya, dia memiliki kerinduan yang ingin diwujudkannya sesegera mungkin, itu sebabnya dia senantiasa berusaha untuk mengkaji prinsip jua keinginan hatinya. Tapi bukan prinsip jualah namanya ketika dia hanya ikut arus dan berjalan sesuai arahan sang kapitalis yang selalu mengakomodir segala sesuatunya dengan kekuasaannya. Bukan keinginan hati jualah namanya apabila bekerja hanya berdasar ke otoriteran sang kapitalis, tidak bisa memberi sumbangsih ide atau gagasan. Sang kapitalis hanya butuh tenaga yang senantiasa siap jadi pesuruhnya. Sang kapitalis tak akan pernah peduli dengan rintihan orang-orang sekeliling oleh sifat dan sikapnya. Sang kapitalis tak akan pernah memandang orang-orang disekeliling sama seperti ketika sang kapitalis itu memandang dirinya ketika berkaca. Sang kapitalis hanya tau membuat aturan yang mendatangkan profit untuknya. Sang kapitalis hanya peduli dengan tumpukan setoran di ruang kerjanya, sekalipun tumpukan setoran itu dikumpul dengan cucuran keringat, sekalipun tumpukan setoran itu dikumpul dari usaha mengemis orang-orangnya. Sesuatu hal yang membuat bukan hanya si dia bahkan mereka juga ingin pergi.
Tapi berbeda cara setiap orang menyikapi, berbeda pulalah kerinduan setiap insan.
Bukan tidak mungkin juga sidia tetap eksis disana. Cukup dengan bekerja versi "ASAL TANTE SENANG" saja sidia pasti bisa bertahan.
Yang pasti satu hal si dia bukan tipe pesuruh
Apalagi tipe orang yang bekerja dengan prinsip "ASAL TANTE SENANG".
Bukan...
Bukan...
Bukan itu prinsipnya..
Akan berbenturan 'prinsip & hatinya' jika dia mengaplikasikan hal seperti itu.
Yahh si dia yang kini memilih beranjak itu ingin sesegera mungkin memuaskan kerinduannya. Kerinduan yang tidak akan puas dengan bayaran tinggi, dengan jabatan sekalipun. Tapi kerinduan Yang akan terpuaskan dengan kenyamanan. Dimana kenyamanan yang dia inginkan sesuai dengan prinsipnya 'berkembang & mengembangkan' sesuai dengan keinginan hatinya 'berinteraksi & membangun masyarakatnya'.
Karena kerinduannya adalah kenyamanan baginya. Dan kenyamanan baginya adalah sejalannya prinsip & hati dalam bekerja.
Tak ada ubahnya dengan dia yang kini telah beranjak lalu pergi itu. Jauh

Tapi berbeda cara setiap orang menyikapi, berbeda pulalah kerinduan setiap insan.
Bukan tidak mungkin juga sidia tetap eksis disana. Cukup dengan bekerja versi "ASAL TANTE SENANG" saja sidia pasti bisa bertahan.
Yang pasti satu hal si dia bukan tipe pesuruh
Apalagi tipe orang yang bekerja dengan prinsip "ASAL TANTE SENANG".
Bukan...
Bukan itu prinsipnya..
Akan berbenturan 'prinsip & hatinya' jika dia mengaplikasikan hal seperti itu.
Yahh si dia yang kini memilih beranjak itu ingin sesegera mungkin memuaskan kerinduannya. Kerinduan yang tidak akan puas dengan bayaran tinggi, dengan jabatan sekalipun. Tapi kerinduan Yang akan terpuaskan dengan kenyamanan. Dimana kenyamanan yang dia inginkan sesuai dengan prinsipnya 'berkembang & mengembangkan' sesuai dengan keinginan hatinya 'berinteraksi & membangun masyarakatnya'.
Karena kerinduannya adalah kenyamanan baginya. Dan kenyamanan baginya adalah sejalannya prinsip & hati dalam bekerja.
"Sidia bukanlah hamba uang juga BUKAN hamba sang kapitalis"
Sabtu, 15 April 2017
BERANJAK lalu PERGI
Hidup dan kehidupan dua hal yang tidak akan terpisah, ketika ingin tetap hidup maka kehidupan harus dilalui.
Didunia ini dua hal yang dia pahami tentang hidup, yaitu memilih dan terpilih. Sebagian orang yang mengenalnya akan menganggap terlalu dangkal pemahamannya tentang dunia ini. Padahal bukankah seharusnya dia lebih jauh dan paham memaknai hidup itu?? Sebab, Bukankah dia sudah menelusuri dusun-dusun kampung?? Bukankah dia sudah mengetuk dari pintu ke pintu para kaum kapitalis ketika dikota??
Bukankah dia jera dengan tragedi 'keroncong kampung tengah' akibat demo cacingnya?
Bukankah dia butuh bantuan kaum kapitalis demi kehidupannya?? Dia memang bodoh kata orang lain.
Bukankah dia jera dengan tragedi 'keroncong kampung tengah' akibat demo cacingnya?
Bukankah dia butuh bantuan kaum kapitalis demi kehidupannya?? Dia memang bodoh kata orang lain.
Live Is Choise (Memilih & Terpilih) |
Orang lain bisa berpendapat, orang lain bebas mengkritisi. Karna akan semakin berkualitas hidup jika bisa menerima kritik dan bersedia di kritisi. Beribu kritisi itulah yang dijadikannya untuk memperbaiki kehidupan.
Tapi jauh didalam hatinya, sebelum dia mendedikasikan dirinya untuk pendidikan. Dia terlebih dulu menguji seberapa teguh hatinya untuk memilih jalan itu. Keputusannya untuk berdedikasi di pendidikan bukan tidak berdasar, keputusan itu dikristalkan di negeri nun jauh di timur indonesia. Setahun mengkristalisasikan pilihannya, diapun memilih mendedikasikan diri untuk pendidikan.
Berbagai pelatihan jua syarat administratif turut di lengkapi, sehingga dia tidak akan tercekal dan berharap terpilih untuk dunia pendidikan yang dia dambakan.
Dia berharap terpilih didaerahnya untuk turut serta membangun kampung dari dunia pendidikan dengan memanusiakan manusia.
Di negeri nun jauh di timur dia pernah berkhayal bahkan iri dengan orang-orang yang berinteraksi disana (siswa/i nya), hatinya berontak, pikirannya merana "kenapa harus jauh mengabdikan diri & membangun masyarakat yg tidak dikenalnya? Bukankah tanah kelahiranku sendiri butuh pembangunan manusia? Bukankah aku dianggap manusia tidak tahu diri ketika aku lebih memilih mengabdikan diri untuk orang yang sedarah pun tidak denganku?? Bukankah itu boomerang tersendiri buatku?? Betapa malunya aku ketika bisa membangun masyarakat lain sedang masyarakat daerahku tertinggal dan masih tetap jadi babu?? Gerutunya dalam hati.
Tapi jauh didalam hatinya, sebelum dia mendedikasikan dirinya untuk pendidikan. Dia terlebih dulu menguji seberapa teguh hatinya untuk memilih jalan itu. Keputusannya untuk berdedikasi di pendidikan bukan tidak berdasar, keputusan itu dikristalkan di negeri nun jauh di timur indonesia. Setahun mengkristalisasikan pilihannya, diapun memilih mendedikasikan diri untuk pendidikan.
Berbagai pelatihan jua syarat administratif turut di lengkapi, sehingga dia tidak akan tercekal dan berharap terpilih untuk dunia pendidikan yang dia dambakan.
Dia berharap terpilih didaerahnya untuk turut serta membangun kampung dari dunia pendidikan dengan memanusiakan manusia.
Di negeri nun jauh di timur dia pernah berkhayal bahkan iri dengan orang-orang yang berinteraksi disana (siswa/i nya), hatinya berontak, pikirannya merana "kenapa harus jauh mengabdikan diri & membangun masyarakat yg tidak dikenalnya? Bukankah tanah kelahiranku sendiri butuh pembangunan manusia? Bukankah aku dianggap manusia tidak tahu diri ketika aku lebih memilih mengabdikan diri untuk orang yang sedarah pun tidak denganku?? Bukankah itu boomerang tersendiri buatku?? Betapa malunya aku ketika bisa membangun masyarakat lain sedang masyarakat daerahku tertinggal dan masih tetap jadi babu?? Gerutunya dalam hati.
Dan seketika itu juga dia
bertekad untuk mengabdikan diri untuk tanah kelahirannya, untuk
masyarakatnya. Dia menumpuk berbagai bekal yang akan dibagikannya kelak
ketika dia kembali dari negeri nun jauh untuk membangun manusianya.
Sekembalinya dari negeri nun jauh dia tidak langsung leluasa dan bebas
untuk memilih melanjutkan tekadnya. Dia masih harus menyelesaikan tahun
keduanya bertugas untuk pemerintah.
Ditahun keduanya dia bertugas untuk sekolah terbesar, termaju di salah satu daerah, fasilitas serba mewah, pembelajaran yang menutut dia belajar teknologi guna mengimbangi masyarakat baru yang akan berinteraksi dengannya. Berbanding terbalik dengan tahun pertamanya, jangankan fasilitas pendidikan, seragam dan atribut sekolah, dia bahkan harus memohon agar para orangtua mengizinkan anaknya untuk dibekalinya baca, tulis, mengenalkan dan meyakinkan mereka bahwa negara mereka adalah INDONESIA yang beribukotakan JAKARTA, berbenderakan merah putih yang bermaknakan berani dan suci, berlambangkan garuda pancasila bersemboyankan bhinneka tunggal ika yang memiliki luas wilayah dari ujung barat yang bernama SABANG dan berujung di timur yang bernama MERAUKE.
Semua dia lalui dengan harap kelak ketika sekembalinya dari tugas pemerintah, dia bisa memiliki bekal lebih untuk membangun daerahnya.
Dua tahun berjalan, administrasi dan pengabdian terselesaikan. Pemerintahpun memberi kebebasan memilih ikut kembali membangun masyarakat indonesia di luar negeri, kembali ke daerah tahun pertamanya atau bahkan di beri kebebasan untuk mencari tempat berdedikasi sendiri. Dia menetapkan pilihan untuk nemilih tempat berdedikasi sendiri yang tentu sesuai dengan khayalnya ingin turut serta membangun manusia di daerahnya sendiri.
Tak berselang lama 3 bulan sekembalinya dia mendapat tawaran dari beberapa lembaga pendidikan, termasuk lembaga pendidikan yang dulu pernah diampu lalu di tinggalnya.
Suatu tantangan baru ketika tawaran itu datang dari lembaga yang belum pernah diampu dan lembaga yang belum terekam di curricullum vitaenya. Dengan berbagai pertimbangan dan harap bisa turut membantu membangun manusia disana yang merupakan daerahnya, dia mengiyakan untuk siap bekerjasama.
Berbagai Kejanggalan dia temukan di 6 bulan pertamanya, dia berniat pergi dan mencoba menerima pinangan pihak lain. Tapi lagi-lagi dia berpikir bukankah ini tantangannya? Bukankah ini yang harus dibangun?? Kembali menyurutkan ingin untuk menyudahi dengan harap bisa memberi sumbangsih dan menumpah ruahkan bekal yang tertumpuk selama ini. Namun lagi- lagi kejanggalan, bahkan kali ini lebih parah, suatu keputusan yang sungguh bahkan sangat berlawanan dengan prinsip, pola pikir, keteguhan hati dan niat berdedikasinya dibenturkan.
Sesaat itu juga dia niat mengabdi dan membangunnya memudar disana, keteguhan hatinya berubah jadi kesal dan amarah, keinginan berdedikasinya hilang.
Dengan tanpa menghiraukan apapun, jeritan manusia-manusia yang sudah terlanjur dia sayangi, terlanjur dia harapkan, manusia yang masih belum sempat dia bekali bahkan tanpa menghiraukan "keroncong kampung tengahnya kelak" akibat demo cacing-cacing itu dia bersikeras dan memutuskan untuk "Beranjak lalu pergi"
Ditahun keduanya dia bertugas untuk sekolah terbesar, termaju di salah satu daerah, fasilitas serba mewah, pembelajaran yang menutut dia belajar teknologi guna mengimbangi masyarakat baru yang akan berinteraksi dengannya. Berbanding terbalik dengan tahun pertamanya, jangankan fasilitas pendidikan, seragam dan atribut sekolah, dia bahkan harus memohon agar para orangtua mengizinkan anaknya untuk dibekalinya baca, tulis, mengenalkan dan meyakinkan mereka bahwa negara mereka adalah INDONESIA yang beribukotakan JAKARTA, berbenderakan merah putih yang bermaknakan berani dan suci, berlambangkan garuda pancasila bersemboyankan bhinneka tunggal ika yang memiliki luas wilayah dari ujung barat yang bernama SABANG dan berujung di timur yang bernama MERAUKE.
Semua dia lalui dengan harap kelak ketika sekembalinya dari tugas pemerintah, dia bisa memiliki bekal lebih untuk membangun daerahnya.
Dua tahun berjalan, administrasi dan pengabdian terselesaikan. Pemerintahpun memberi kebebasan memilih ikut kembali membangun masyarakat indonesia di luar negeri, kembali ke daerah tahun pertamanya atau bahkan di beri kebebasan untuk mencari tempat berdedikasi sendiri. Dia menetapkan pilihan untuk nemilih tempat berdedikasi sendiri yang tentu sesuai dengan khayalnya ingin turut serta membangun manusia di daerahnya sendiri.
Tak berselang lama 3 bulan sekembalinya dia mendapat tawaran dari beberapa lembaga pendidikan, termasuk lembaga pendidikan yang dulu pernah diampu lalu di tinggalnya.
Suatu tantangan baru ketika tawaran itu datang dari lembaga yang belum pernah diampu dan lembaga yang belum terekam di curricullum vitaenya. Dengan berbagai pertimbangan dan harap bisa turut membantu membangun manusia disana yang merupakan daerahnya, dia mengiyakan untuk siap bekerjasama.
Berbagai Kejanggalan dia temukan di 6 bulan pertamanya, dia berniat pergi dan mencoba menerima pinangan pihak lain. Tapi lagi-lagi dia berpikir bukankah ini tantangannya? Bukankah ini yang harus dibangun?? Kembali menyurutkan ingin untuk menyudahi dengan harap bisa memberi sumbangsih dan menumpah ruahkan bekal yang tertumpuk selama ini. Namun lagi- lagi kejanggalan, bahkan kali ini lebih parah, suatu keputusan yang sungguh bahkan sangat berlawanan dengan prinsip, pola pikir, keteguhan hati dan niat berdedikasinya dibenturkan.
Sesaat itu juga dia niat mengabdi dan membangunnya memudar disana, keteguhan hatinya berubah jadi kesal dan amarah, keinginan berdedikasinya hilang.
Dengan tanpa menghiraukan apapun, jeritan manusia-manusia yang sudah terlanjur dia sayangi, terlanjur dia harapkan, manusia yang masih belum sempat dia bekali bahkan tanpa menghiraukan "keroncong kampung tengahnya kelak" akibat demo cacing-cacing itu dia bersikeras dan memutuskan untuk "Beranjak lalu pergi"
Dia pergi bukan karna tidak ingin membantu memanusiakan manusianya
Dia beranjak karna dia gagal membantu dan mengembangkan bocah-bocah itu
Dia pergi karna dia sendiri gagal berkembang disana
Dia beranjak karna dia "memilih"
Dia pergi karna dia "tidak terpilih"
Dia pergi karna dia sendiri gagal berkembang disana
Dia beranjak karna dia "memilih"
Dia pergi karna dia "tidak terpilih"
"sekalipun dia Beranjak, sekalipun dia Pergi Bukan Berarti Dia Hilang!!!"
Izinkanlah dia "Beranjak lalu Pergi" demi hidupnya kelak, karna hidup itu baginya hanya sebatas "Memilih & Terpilih"
Parone 16April2017
Selasa, 14 Februari 2017
TERIMAKASIHKU
![]() |
Maaf Kuhaturkan atas kecewa yang hingga kini belum bisa ku perbaiki |
Meniadakanku sama seperti aku meniadakanmu
Tiada pernah tercermin sikap arogansimu
Sama halnya seperti arogansiku terhadapmu
Tiada pulalah pernah egomu lebih berkuasa dibanding nuranimu
Kampung tengahmu sekalipun selalu engkau nomorduakan demi aku
![]() |
Ayahanda S. Munthe |
Engkaulah
sosok berharga yang kumiliki
engkaulah panutan sejati yang harus selalu ku bahagiakan
Kasih setia yang kau curahkan distiap jejak
langkahku
engkaulah panutan sejati yang harus selalu ku bahagiakan
Kehangatan cinta, sayangmu disetiap
tangisanku
Tidak akan pernah terabaikan oleh
emas, berlian
yang
bergelimang kelak
Bahkan Oleh era zaman sekalipun
Untukmu yang selalu memperjuangkanku
Untukmu yang selalu menjagaiku
Untukmu yang selalu mendoakan dan mengkhawatirkanku
Dihari ini….
![]() |
Ibunda K Manurung |
Tiada kado yang bisa kuberi
Tiada prestasi yang bisa
kupersembahkan
Hanya seuntai doa, kata yang bisa
kuhaturkan
Semoga engkau selalu dalam lindungan
sang Esa
DilimpahiNya berkat, umur yang
panjang
Terimakasihku…
terimakasihku kuucapkan untuk segala keluh
untuk segala gelisah dan kekhawatir dari tiap tindakanku
terimakasihku kuucapkan untuk segala keluh
untuk segala gelisah dan kekhawatir dari tiap tindakanku
Untuk tiap kucuran keringatmu, yang tiada pernah engkau
kalkulasikan
Untuk setiap dukamu yang selalu terabaikan
![]() |
Kami, 12 Bersaudara |
Terimakasihku..
Terimakasihku kuucapkan
Terimakasihku untukmu ayah
Terimakasihku untukmu ibu
Sabtu, 04 Februari 2017
Tenau, Pelabuhan Kupang
![]() |
Pelabuhan Tenau |
![]() |
Sunset di Tenau |
![]() |
Maumere bersandar Di Tenau |
Tahun 2013, 3 Tahun yang lalu pertama
sekali berkesempatan menginjakkan kaki ke daerah tersebut, dan menjadi wilayah
timur Indonesia yang pertama yang saya kunjungi. Terasa sangat aneh dan sangat
jauh, daerah ini dari Sumatera Utara yang merupakan daerah kelahiranku. Semua
terasa hampa ketika saya dapati daerah ini masih jauh dari kemajuan, tertinggal
jauh dari kota-kota di barat. Jangankan dengan Medan yang notabene sama-sama
ibukota provinsi juga, dibandingkan dengan kota Pematang Siantar saja yang
merupakan salah satu kotamadya di Provisi Sumatera Utara saja masih kalah. Hal
ini saya lihat dari fasilitas, sarana yang masih tertinggal, kesejahteraan
penduduk yang juga masih minim.
![]() |
Kapal Motor Perinstis di Tenau |
![]() |
Tenau di sore hari |
Yah… itulah kupang dikacamata saya. Tapi satu
hal yang tak akan bisa dilupakan didaerah ini adalah KERAMAHAN PENDUDUK jua
KEEINDAHAN ALAMnya. Bukan timur Indonesia namanya jika tidak indah memang,
indah karena daerah ini masih banyak yang belum terjamah oleh mereka para penggerus-penggerus SDA. Salah satu kawasan
yang akan memanjakan mata yaitu TENAU. Tenau salah satu pelabuhan tertua di
Kupang. Pelabuhan ini menjadi tempat bersandarnya kapal-kapal barang dan
penumpang yang akan berangkat ke berbagai daerah bahkan ke berbagai provinsi (Ambon,
Surabaya, Makassar). (https://id.wikipedia.org/wiki/Kota_Kupang#Laut)
![]() |
Kapal Motor Perintis Maumere di Tenau |
Tenau dengan hamparan laut yang masih alami
merupakan salah satu jalur tol laut dan menjadi salah satu pelabuhan terbesar
di era kepemimpinan Presiden RI ke-7 Joko Widodo- Jusuf Kalla. Tenau yang
selalu disibukkan dengan bongkar muat kapal-kapal barang menjadi daya tarik
tersendiri sembari kita menunggu untuk menyaksikan matahari terbit (Sunrise)
dan kembali keperaduannya (sunset). Selain itu kita bisa juga naik kapal-kapal
kecil hanya untuk menyaksikan atraksi lumba-lumba, hiu yang riang gembira di
lautan bahkan jika kita beruntung kita juga akan melihat hempasan ekor dan
semburan khas dari ikan paus. Yah itulah tenau dengan segala keindahan dan
kenangannya. Semoga bisa kembali lagi ke tenau suatu saat nanti…
Celoteh ALUNG yang rindu BERLAYAR..
Kamis, 02 Februari 2017
"BERMIMPILAH"
“Ada
dua luka di dunia ini, pertama adalah luka yang menyakitimu dan kedua yaitu
luka yang akan mengubahmu (kata-kata bijak)”
![]() |
Menggenggam mimpi |
Bermimpi sesuatu yang sangat menyenangkan. Oleh karena itu hampir
semua insan manusia jika dia masih hidup pastilah pernah bermimpi dan memiliki
mimpi, karna jika tidak pernah bermimpi bahkan tidak memiliki mimpi, risaulah
yang akan menghampirinya dalam kehidupan dan hidupnya. Manusia terlahir dengan
berbagai mimpi yang berbeda, sebab manusia sekalipun dengan berbagai
kesamaannya akan selalu mengedepankan perbedaannya hanya untuk terlihat lebih
unggul dibanding manusia lainnya. Manusia selalu lebih mengutamakan egonya
hanya demi harapan ingin mendapat pengakuan dari manusia lainnya. Seharusnya bukankah
lebih baik manusia itu lebih mengedepankan persamaannya dan saling membangun
demi mengejar mimpinya.
![]() |
Adik Paling bungsu (12 dari 12) |
Tapi bukan manusialah kita jika bisa menghilangkan rasa iri,
dengki dan berterima atas keberhasilan orang lain. Sebab hal yang utama harus
kita ingat dari manusia itu “rambut sama hitam tapi isi hati siapa yang tahu”. Begitu
juga dengan saya, saya tidak akan selalu mengatakan mimpi yang lebih rendah dari mimpi
dilawan bicara, sekalipun mimpi yang saya katakana hanya aka nada didunia mimpi
saja atau dengan kata lain angan-angan. Tapi harus kita ingat bahwa tak ada
satu orang pun yang bisa melarang kita untuk bermimpi, sebab tidak ada UU yang
akan menghukum kita jika kita bermimpi yang hanya angan-angan, dan tidak akan
ada sanksi yang bisa memenjarakan kita ketika mimpi kita tidak terwujud. Dan hanya
sebagian orang yang akan mencerca kita ketika kita tidak berhasil dengan mimpi
tersebut. Sebab kebanyakan orang hanya akan jadi pendengar yang baik ketika
saya, anda bercerita tentang mimpi kita ke depannya. Setiap manusia tidak ada
larangan atau batas untuk mimpinya, sekalipun masih berstatus balita, anak-anak,
remaja, dewasa, bahkan sudah bau tanah, manusia tetap di harapkan untuk tetap
bermimpi setinggi- tingginya. Bahkan the Founding father kita Bung Karno pernah
berkata “Bermimpilah setinggi langit karena toh jika gagal, kamu akan jatuh di
antara bintang-bintang”.
![]() |
Adik perempuan paling bungsu (11 dari 12) |
Yah memang kita manusia diharapkan untuk bermimpi
setinggi-tingginya, tapi satu hal yang harus kita ketahui jika kita berani
membuat mimpi yang besar maka kita harus melakukan perubahan dan
perbuatan-perbuatan besar juga. Sebab mimpi besar tanpa perbuatan dan perubahan
besar koponglah pondasinya dan anganlah yang jadi muaranya.
Setiap mimpi yang telah kita miliki berusahalah untuk
merealitakannya, kejarlah dan tetap doakan setiap mimpi itu kepada_NYA agar
kelak ketika tidak tercapai bukan kekecewaan dan putus asa jodoh kita tapi
dijodohkan dengan semangat dan mimpi-mipi yang lain untuk kita raih.
![]() |
Adik Perempuan (10 dari 12) |
Jangan pernah takut untuk bermimpi, sekalipun mimpimu
menurut sebagian orang hanya angan, jangan patah arang sebab mimpimu hanya kamu
yang tahu, sebab mimpimu hanya kamu yang bisa mewujudkannya, sebab mimpimu
adalah representative dari kemampuanmu. Sebab mimpimu bukanlah mimpi yang
dititipkan oleh orang lain atau bahkan mencontek mimpi orang lain. Sebab mimpimu
bukanlah mimpi yang hanya mimpi ikut-ikutan, mimpi yang hanya terlihat hebat di
biodata, mimpi yang hanya hangat sesaat, yang hanya mengikuti keinginan orang
lain bahkan orang tua sekalipun. Tapi biarlah mimpimu itu mimpi yang lahir dari
keinginan hatimu yang akan kamu perjuangkan semampu dan sekuat tenagamu, yang
akan kamu wujudkan demi manisnya masa yang akan dating, demi kekokohan
bentengmu melawan kejamnya era zaman.
Bermimpilah
setinggi-tingginya dan realitatkanlah.
Buktikanlah
mimpimu bukan hanya angan belaka.
Dan bermimpilah
yang nyata bukan hanya angan.
Bermimpilah
untuk masa depan, bukan mimpi yang hanya penghias atau bunga tidur belaka.
Apapun
mimpimu wujudkanlah singsingkan rasa takutmu
Karena kebahagiaan yang sebenarnya adalah ketika dia berhasil menuliskan apa yang pernah dimimpikannya di biografinya kelak
...hanya untukmu adik-adikku..
"Keep fight & be strong"
Karena kebahagiaan yang sebenarnya adalah ketika dia berhasil menuliskan apa yang pernah dimimpikannya di biografinya kelak
...hanya untukmu adik-adikku..
"Keep fight & be strong"
10). Fransiska Enjelina Munthe
11). Emy Maria Septiani Munthe
12). Simon Vandrianto Munthe
Langganan:
Postingan (Atom)